Bangka Barat,-Praktisi hukum yang telah malang-melintang di dunia perhelatan hukum di Provinsi Kepulauan Babel ini tegas mendukung keinginan masyarakat Tembelok, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Mentok.
Dukungan tersebut disampaikan oleh Agus Purnomo, SH kepada redaksi harian-tinta.com, Selasa (17/12/24), dimana menurutnya masyarakat bisa terhindar dari monopoli para penguasa (kolektor_red).
"Dengan sgala bentuk formula yg terjadi selama ini, atas keinginan masyarakat, kami sebagai praktisi hukum jelas setuju jika kegiatan tersebut dilaksanakan oleh dan dengan masyarakat sendiri secara langsung mengelola lokasi keranggan tembelok," sebutnya.
"karena peralatan yang digunakan oleh masyarakat terjangkau dari segi peralatannya, tidak lagi adanya monopoli dari para kolektor dan para penguasa.
Jelas kegiatan tersebut mensejahterakan masyarakat disekitarnya dan berdampak positif," sambung Agus dengan menggunakan bahasa daerah asal kelahirannya yakni Kota Mentok.
Agus juga turut mengungkapkan keprihatinannya terhadap pola penambangan dalam waktu selama dua tahunan ini di keranggan tembelok yang jelas sangat merugikan bagi masyarakat sekitar.
"Smua yg sudah terjadi kurun waktu berjalan kucing kucingan hampir 2 tahun ini, jelas masyarakat merasa banyak kejanggalan atas kompensasi dan upeti," Yang diterima tutup Agus.
Sebelumnya diberitakan, Masyarakat area lokasi penambangan gacor di Perairan Laut Tembelok, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat kini mulai berpikir keras untuk menambang dengan cara mereka sendiri.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang masyarakat yang berhasil dihimpun awak media Senin (16/12) sekira pukul 21.30 wib, malam dari stori Whatsapp masyarakat yang enggan dipublikasikan.
Kuat dugaan salah seorang masyarakat ini mulai gerah dengan aksi para penambang dan juga sang pemegang otoritas di perairan gacor tersebut.
Dari stori Whatsap yang berhasil redaksi himpun menyatakan keinginan salah seorang masyarakat ini untuk menambang dengan cara mereka sendiri untuk menghindari masyarakat sekitar menjadi penonton.
"Tembelok tidak lagi pakai ponton selam, kami warga sendiri pakai robin user, untuk apalagi pakai ponton selam, warga jadi penonton, timah dibawa kabur terus," demikian isi dari stori Whatsapp dari salah seorang warga tembelok yang kesal dengan aktivitas kegiatan di lokasi gacor tersebut, Senin (16/24) malam.
Menurutnya, masyarakat tembelok banyak yang dibodoh-bodohi oleh pihak yang diduga selaku pemegang otoritas dari penambangan lokasi gacor ini.
"Warga bnyak dibodoh2 I ,,pihak dari luar, dorang yg kenyang makan," tutup salah seorang warga sembari kesal dengan ulah para penguasa dari lokasi gacor tersebut, Senin (16/24) malam.( Red)